Ilustrasi Otak |
Pada postingan kali ini saya ingin sedikit memaparkan betapa pentingnya Otak Tengah dalam diri manusia sehingga hal tersebut dapat menghasilkah sebuah keajaiban.
Kurnia Puspitasari, 16 tahun, buta sejak tiga tahun silam gara-gara
kelenjar getah bening dan tumor otak menekan saraf mata. Sudah dirawat
di rumah sakit, dan dokter menjanjikan Kurnia bisa melihat kembali
berangsur-angsur dalam enam bulan. "Tapi sampai sekarang belum bisa
melihat juga," kata Djamad, ayah Kurnia.
Siswa kelas dua SMP itu merasa putus asa dan malu, serta tak bisa
sekolah. Namun, setelah mengikuti pelatihan aktivasi otak tengah selama
satu setengah hari di Genius Mind Consultancy (GMC) Serpong, Banten,
Minggu pekan lalu, Kurnia bisa menyebut warna kartu remi. "Mudah-mudahan
dengan pelatihan lanjutan dia bisa membaca, tumbuh percaya dirinya, dan
bisa sekolah lagi," Djamad berharap.
Keajaiban tidak hanya terjadi pada Kurnia. Sebanyak 21 anak lain
juga bisa menebak warna, angka, bahkan membaca pesan pendek di telepon
seluler dengan mata ditutup kain. Heszkya Prastiowati Kristianto, siswa
kelas satu sekolah dasar di Ciledug, Tangerang, memperagakan membaca
pesan pendek hanya dengan meraba layar telepon seluler dengan jarinya.
"Saya takjub. Mudah-mudahan berguna saat meng-ikuti pelajaran di
sekolahnya," ujar Happy Kristianto, ayahnya.
Muhammad, 12 tahun, salah seorang peserta pelatihan, mengakui
bisa membedakan warna kartu dengan cara menghidu. "Warna merah baunya
lebih- menyengat, sedangkan hitam kurang ada baunya," katanya. Siswa
kelas enam SD di Depok itu juga bisa menebak angka dalam kartu uno.
"Saat diraba, kartu-kartu itu ada titik terang dalam otakku, muncul
warna dan angka-angka itu."
Orang tua peserta pelatihan aktivasi otak tengah benar-benar
dibuat keheranan dengan kemampuan anak-anaknya. Peserta yang berusia
7-13 tahun tampak berlaku aneh mencium, meraba-raba, mendengar, atau
menggosok-gosokkan kartu untuk menebak warna dan angka kartu remi atau
uno. Hampir semua anak bisa menebak warna atau angka kartu-kartu itu,
walaupun matanya ditutup kain merah tak tembus pandang. "Membaca dengan
mata tertutup hanya satu cara untuk membuktikan otak tengah anak telah
diaktifkan," ujar dokter Hendryk Timur, master -peng-aktifan otak tengah
GMC Serpong.
Manfaat lain aktifnya otak tengah, anak akan memiliki akses yang
mudah ke otak kiri dan kanan. Sehingga mereka lebih mudah belajar,
membaca, dan menghafal benda-benda lebih cepat. Konsentrasi, daya ingat,
kreativitas, dan karakter yang positif pun turut berkembang. "Anak akan
lebih termotivasi," kata Hendryk.
Menurut dokter ahli saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,
Jakarta, Silvia F. Lumempow, teori penggunaan otak tengah banyak
dilakukan di Rusia, dan mulai berkembang di Jepang sejak 40 tahun silam.
Latihan ini dipraktekkan di Malaysia sejak lima tahun lalu, dan masuk
Indonesia menjelang akhir 2009.
Pelatihan pertama di Batam, lalu
Bandung, Cirebon, Tangerang, dan kota-kota lainnya. "Kami berhasil
mendapatkan franchise sejak November lalu," kata Djoni Tjiawi, ahli
aktivasi otak tengah di Tangerang.
Di dunia kedokteran, menurut dokter ahli saraf lulusan Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Vivien Puspitasari, istilah otak
tengah atau midbrain sudah dikenal sejak ditemukannya ilmu anatomi
sistem saraf. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian besar berdasarkan
perkembangannya sejak masih janin dalam kandungan, yaitu prosencephalon
(otak depan), rhom-bencephalon (otak belakang), dan me-sencephalon (otak
tengah).
Jadi, yang disebut otak tengah adalah bagian dari otak manusia
yang letaknya antara otak depan dan otak belakang. Otak tengah tersusun
dari inti sel saraf dan serabut saraf yang memiliki beberapa fungsi
khusus. Bagian ini ibarat saluran atau lorong yang diapit kedua bagian
otak itu. "Otak tengah itu bagai jembatan di kedua otak itu," ujar
Hendryk.
Otak tengah, menurut dokter yang kini bertugas di Rumah Sakit
Siloam Tangerang itu, mengandung inti sel saraf kranial III dan IV, yang
berfungsi menggerakkan otot-otot mata ke arah vertikal. Selain itu,
otak tengah mengandung serabut saraf formatio reticularis, yang
bertanggung jawab mempertahankan kesadaran. "Mengandung serabut saraf
sensorik maupun motorik yang menghantarkan sinyal dari otak bagian
distal menuju otak depan atau sebaliknya," katanya. Yang lebih penting,
otak tengah mengandung inti sel substansia nigra, yang menghasilkan zat
dopamin, yang berperan dalam sistem gerakan tubuh.
Menurut Vivien, istilah aktivasi otak tengah baru beberapa tahun
terakhir ramai diperbincangkan. Menurut penyelenggara pelatihan,
aktivasi otak tengah yang terbaik dilakukan pada anak usia 5-15 tahun.
"Metode aktivasi otak tengah yang katanya mampu -meng-ubah anak menjadi
jenius perlu disikapi dengan hati-hati dan bijaksana. Sampai saat ini di
bidang kedokteran belum ada bukti ilmiah kuat yang mendukung
keefektifan dan dampak metode ini terhadap kemampuan kognitif anak,"
ujar Vivien.
Menurut dokter Silvia, aktivasi otak tengah adalah suatu penemuan
fenomenal dalam pendidikan anak. "Para ahli neuroscience sedang
meneliti fenomena ini," katanya.
Namun kemampuan kognitif anak, menurut Vivien, tidak hanya
ditentukan aktivasi otak tengah. Kemampuan belajar itu melibatkan semua
komponen otak, baik otak depan dengan kedua belahan otaknya (kanan dan
kiri), otak kecil, maupun komponen otak lainnya. "Semuanya perlu
distimulasi secara seimbang dan terus-menerus untuk menghasilkan
kemampuan kognitif yang optimal. Jadi, tidak bisa dalam waktu singkat."
Banyak faktor yang menentukan kemampuan berpikir seseorang
seperti keturunan, lingkungan keluarga, tempat tinggal, pendidikan, dan
jenis stimulasi yang diterima. "Jika ada yang mengatakan dengan aktivasi
otak tengah saja seseorang bisa membedakan warna, mengetahui huruf atau
angka, membaca dengan mata tertutup, atau bisa membuat semua anggota
tubuh lebih sensitif, secara medis belum ada bukti ilmiah dan
penjelasannya," kata Vivien.
Sebelum menyatakan suatu metode efektif dan berguna, menurut
Vivien, diperlukan penelitian ilmiah. Yang terbaik adalah penelitian
Rrandomized Control Trial yang multisenter, sehingga dapat disimpulkan
manfaat atau efek positif antara sebelum dan sesudah menggunakan metode
tersebut. "Sebelum ada hasil penelitian yang mendukung, belum diketahui
efektivitas dan kegunaan dari metode tersebut."
Dokter Vivien boleh skeptis. Tapi, selama dua hari pelatihan
aktivasi otak tengah, 21 anak usia 7-13 tahun dan seorang tunanetra
berusia 16 tahun bisa menebak warna dan angka pada kartu dengan mata
tertutup. Dokter Hendryk juga tak membantah, soal faktor keluarga,
lingkungan, dan stimulasi lain turut menentukan kemampuan berpikir.
"Jika aktivasi otak tengah diikuti penunjang lainnya, bisa lebih dahsyat
hasilnya," ujarnya.
Susunan Otak
Prosencephalon (forebrain), disebut juga otak bagian depan,
merupakan bagian otak terbesar, terdiri atas kedua belahan otak atau
hemisfer kiri dan kanan, talamus dan hipotalamus.
- Rhombencephalon (hindbrain), disebut juga otak belakang, terdiri atas pons, medulla oblongata, dan serebelum (otak kecil).
- Mesencephalon (midbrain), disebut juga otak tengah, ukurannya
kecil, menghubungkan otak depan (forebrain) dan otak belakang
(hindbrain).
Cara Mengaktifkan Otak Tengah
1. Anak diajak bermain-main, bersenang-senang sehingga santai, masuk ke gelombang alfa.
2. Mendengarkan gelombang suara mulai suara ombak sampai suara
helikopter, sekitar 85 desibel, selama empat menit. Untuk stimulasi otak
tengah.
3. Setelah aktif, diperlukan sebulan bimbingan orang tua di
rumah, 15 menit setiap hari, untuk membuat otak tengah stabil dan
bertambah kinclong. Sumber : http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/04/12/KSH/mbm.20100412.KSH133222.id.html
0 komentar:
Posting Komentar
Kritik Yang Membangun